Wednesday, December 5, 2012

Puisi Rachmat Djoko Pradopo


DI PEGUNUNGAN

di sini, angin hijau
mendinginkan kegerahan
menghapus debu-debu kota
inilah napas segar, dengan butir-butir oksigen bening
yang mestinya dilestarikan
sempai ke tepi-tepi waktu
di antara geretak bintang
komputer dan derum pembangunan
yang gempita menjagakan hari

waduh, jambonnya langit muda
menjinakkan matahari yang garang
mengendurkan urat-urat yang capek
membasuh jiwa yang pedih yang letih
inilah tamasya alam tenteram
yang selalu manusia rindukan
dalam pergolakan tak reda-reda
yang melapah tenaga melapah usia
inilah ketenteraman sebelum
kembali kegerahan

11-3-1990



AUBADE

matahari mencipta musik pagi hari
sebagai dirigent profesional maestro
memimpin musik alam menyala warna
kuncup-kuncup mawar bersama mekar
kuncup-kuncup aster membuka putiknya
bersama melati dan teratai putih
kenanga, cempaka, bahkan randu hutan
koor bersama mengayun suara
mengobarkan langit pagi

burung-burung pipit menjerit-jerit
lebah, kupu, dan burung-burung kolibri
menari-nari ngikuti musik pagi
bunga-bunga di lembah bunga-bunga di hutan
memberikan musik meriah
dalam tarian alam yang megah
di bawah dirigent Sang Matahari
membahanakan langit pagi

16-12-1992



ALAM TELAH MENGUCAP SYAHADAT

alam telah mengucap syahadat dan bersujud
di bumi Tuhan dengan khusuk dan tulus
ketika hujan pertama deras menyiram
setelah berbulan-bulan kering dan kegerahan

hujan adalah rahmat yang melimpah
bagi umat yang gerah menantikan
hujan adalah doa yang makbul
deras mencurah permata

alam pun mengucap syahadat dan bertakbir
Allahu akbar subhanallahu
alam alam pun bersujud alhamdu lillah
bagi segala limpahan rahmat

hujan telah membasahi kekeringan tenggorokan alam
hujan telah mendudah kesuburan tanah
bagi para petani yang cekatan
dan pandai membaca sabda yang Maha

bintang waluku telah di timur
menandai tiba saat berangkat
memunguti rahmat Allah
mengolah tanah yang penuh berkah

27 September 2012



SEBELUM MATAHARI TERBENAM

masih bisakah kutunda perjalanan ini
sementara matahari tenggelam di pantai Kuta
sementara orang-orang santai main di pasir alpa
tapi peduli apa mereka yang memboroskan umurnya
ah, memang aku harus tergesa mengakhiri
perjalanan
perjalanan manusia yang kan singkat saja
sebelum matahari terbenam di pantai Kuta
sebelum matahari tenggelam di usia manusia

11 April 1997



DOA

doa demi doa telah diucapkan
tetapi akan selalu diucapkan beribu kali
bahkan maling pun berdoa
ketika mau mencuri

doa demi doa telah diucapkan
dan tak pernah akan berhenti
aku pun berdoa pada-Mu
semoga sampai akhir denyut nadiku

doa demi doa telah diucapkan
semoga doaku sampai pada-Mu
Amin!

10 Februari 1993



KAMI TERPAKSA MENGKAFANI HARAPAN

Kami terpaksa kini mengkafani harapan
karena angin pun mogok makan
dan kemudian menjadi mayat
tak ada kilat yang berkelebat

kuburan-kuburan di mana-mana berserakan
menanti penghuni-penghuni baru
yang tak mampu lagi hidup di tengah debu
wahai! harapan yang tanpa harapan
terlantar terkapar bersama lapar memijar
tersuruk tertelungkup bangkar

Kuburan-kuburan itu adalah kuburan kami
yang terpaksa mengkafani harapan
terkubur sebelum mencapai umur
yang hidup selalu di bawah ancaman sangkur
kelaparan dan tindasan kekuasaan

4 April 1998



NYANYIAN

para penguasa pun menyanyi sumbang
menyenandungkan lagu berdarah
atau tembang di ujung berpedang
yang bisa memotong lehermu yang jenjang

dari hari ke hari
lagu dangdut dan jaipongan
kian dikukuhkan
dalam lagak lagu gaya seperakan

tapi kau dan aku sebaiknya bungkam
kalau masih ingin bernapas panjang
atau malah
            ikut menari
sebelum sungguh-sungguh di peti mati

2 Januari 1995



KETIK ANGIN MENGANGKUT DINGIN LAUT

angin mengangkut dingin laut dingin hujan
dionggokkan di tengah jalan
orang-orang mengigil
mencari kehangatan

tetapi mereka telah berjanji
mau bersama membagi malam dan member sepi
setiap kemunculan bintang-bintang sepi

mereka berjanji mau menghidupi bersama
kehidupan yang mereka bersama nikmatkan
mereka bekerja dengan segala yang mereka punya
entah tangan entah kaki entah apa
bahkan tak tanggung-tanggung alat kelaminnya
karena malam berjanji
akan menutup segala rahasia dengan tabir gelapnya

dan ketika angin mengangkut dingin laut
dan menuang sungai dari langit
mereka tak peduli karena telah berjanji
akan membagi malam setiap kemunculan
bintang dan kemunculan bulan
sampai matahari membangunkan pagi

23 Februari 1993



KETELANJANGAN

kini, orang-orang selebriti dan konglomerat
beramai-ramai memotong
kemaluannya sendiri hingga
tidak punya malu walau bulat-bulat
telanjang. Mereka tak usah menutup muka
karena telah kehilangan kemaluannya
dan dengan telanjang kini mereka
mengeruk keuntungan dan dengan tidak malu
kini mereka menyerbu
sumber-sumber pemerasan
memeras susu sapi memeras santan
kepala manusia-manusia yang kelaparan
maka berdirilah istana-istana mereka
yang megah di tengah-tengah
daerah kumuh kaum duafa lemah
dan mereka tak takut diserbu
karena istana-istana mereka berpagar uang
dan kekuasaan mereka bersepuh emas
bertahta permata
tapi, dengan telanjang bulat mereka
menumpuk kekuasaan dan harta

25-12-1989



EDAN

orang-orang pada edan sebab yang paling
                                    baik adalah edan
kalau tidak edan orang akan telanjang bulat
                                    di depan orang edan
nah, kau tak mau edan?
                                    itu namanya edan!
semua orang edan kok tidak mau edan

nah, begitu: bagus jadi orang edan!
halo! apakah kau belum edan kawan
sini! jadi orang edan
            agar tak disangka edan!
oleh orang edan yang telanjang bulat
menari-nari di jalan-jalan

16 Mei 1989


(Antologi “Aubade”, 1999. Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

0 comments:

Post a Comment

Search